CRU Indonesia Perkuat Praktik Bisnis Berkelanjutan Melalui Pelatihan Human Rights Due Diligence (HRDD)
17 November 2025
Jakarta, [17 November 2025] — CRU Indonesia berkolaborasi dengan The Palm Oil Collaboration Group (POCG) melalui Social Issues Working Group (SIWG) menyelenggarakan pelatihan Implementasi Uji Tuntas HAM (HRDD) dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat dan Setempat di Sektor Kelapa Sawit. Pelatihan ini diperuntukkan untuk perusahaan anggota POCG-SIWG dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta mengenai prinsip, tahapan, serta penerapan praktis Human Rights Due Diligence (HRDD), termasuk integrasi prinsip Free, Prior, and Informed Consent (FPIC), proses identifikasi risiko, serta strategi mitigasi dan remediasi terhadap dampak yang dialami oleh masyarakat adat dan komunitas lokal. Kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk memperkuat penerapan prinsip Hak Asasi Manusia (HAM) dalam praktik bisnis yang berkelanjutan di Indonesia.
Selama pelatihan, peserta dibekali dengan keterampilan untuk memetakan risiko, menganalisis dampak, dan menyusun rencana mitigasi terkait risiko HAM sesuai dengan konteks perusahaan masing-masing. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini menekankan pentingnya memahami isu HAM yang berkaitan dengan komunitas lokal dan masyarakat sekitar area operasi perusahaan.
Sesi pelatihan dibuka dengan sambutan dari Taufiq Alimi, Direktur Eksekutif Proforest untuk Asia Tenggara. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa industri kelapa sawit Indonesia saat ini berada di persimpangan antara tuntutan global dan realitas lokal. Ia juga menegaskan bahwa diskusi dalam pelatihan ini bukan sekadar tentang pemenuhan kewajiban kepatuhan, melainkan wujud komitmen bersama untuk membangun masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Pelatihan HRDD ini diikuti oleh 40 peserta dari 20 perusahaan di sektor kelapa sawit, mulai dari produsen di tingkat hulu hingga perusahaan barang konsumsi global. Peserta yang hadir berasal dari berbagai divisi, seperti keberlanjutan (sustainability), pengaduan (grievance), hubungan masyarakat, dan produksi. Keberagaman latar belakang peserta menjadikan pelatihan ini sebagai ruang belajar bersama untuk memperkuat pemahaman dan membangun kesepahaman tentang penerapan HRDD secara kontekstual di sektor kelapa sawit.
“Kami percaya bahwa penerapan uji tuntas HAM bukan hanya kewajiban kepatuhan, tetapi bagian dari upaya membangun bisnis yang lebih bertanggung jawab dan tangguh dalam jangka panjang,” ujar Arief Wicaksono, Direktur CRU Indonesia. “Kegiatan ini menunjukkan bahwa sektor komoditas Indonesia memiliki komitmen kuat untuk bertransformasi menuju tata kelola yang menghormati hak asasi manusia.”
Materi pelatihan mencakup konsep dasar penghormatan HAM sesuai UN Guiding Principles on Business and Human Rights (UNGPs), pengenalan risiko, serta pentingnya stakeholder engagement dalam penerapan HRDD. Para trainer dan fasilitator menggunakan pendekatan pembelajaran orang dewasa (andragogy) dan experiential learning dipadukan dengan sesi diskusi kelompok yang interaktif untuk memperkuat pemahaman peserta.
Maruli Sitompul, perwakilan dari Nestlé Indonesia sekaligus anggota POCG, juga menyampaikan apresiasinya atas partisipasi aktif seluruh perusahaan yang hadir serta dukungan CRU Indonesia dan POCG dalam memfasilitasi pelatihan ini. Ia menekankan pentingnya semangat kolaborasi dalam mengidentifikasi dan mengatasi tantangan bersama di sektor kelapa sawit, dengan tujuan mendorong peningkatan standar praktik industri ke tingkat yang lebih tinggi.
Pada akhir sesi, sejumlah peserta secara sukarela menyatakan komitmen untuk menindaklanjuti hasil pelatihan dengan menyusun kebijakan HAM internal dan mekanisme pengaduan yang lebih inklusif dan transparan di organisasi mereka masing-masing.

Melalui inisiatif ini, CRU Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjadi mitra strategis dalam mendorong transformasi sektor komoditas menuju praktik bisnis yang menghormati hak asasi manusia dan berkelanjutan. Ke depan, CRU Indonesia dan POCG akan terus memperluas penerapan HRDD ke berbagai sektor komoditas lainnya melalui pendekatan pembelajaran kolaboratif yang adaptif terhadap konteks lokal.
Foto: CRU Indonesia, 2025.
