Dalam setiap proses mediasi konflik agraria atau kekayaan alam diperlukan perwakilan para pihak yang berkonflik. Perwakilan itu diperlukan karena konflik pada umumnya menjadi kepentingan berbagai pihak yang jumlahnya bisa cukup banyak, sementara secara praktis hampir tidak mungkin melibatkan semuanya secara langsung ke dalam perundingan. Perwakilan yang representatif dan menyuarakan aspirasi […]
Read MoreSaat menangani konflik lahan dan sumber daya alam, CRU sering dihadapkan pada suatu anggapan bahwa kami yang datang sebagai penyelenggara penanganan konflik, adalah juga penyedia solusi yang bisa menyelesaikan permasalahan bagi pihak yang berkonflik. Rekan-rekan mediator yang bekerja sama bersama kami di lapangan pun kerap menghadapi ekspektasi tersebut. Nampaknya ada […]
Read MoreTidak dapat dipungkiri bahwa peran mediator dalam proses penyelesaian konflik melalui mediasi sangat krusial. Namun salah satu pertanyaan yang muncul adalah, sampai sejauh mana peran seorang mediator atau lembaga penyelenggara mediasi dalam suatu proses penanganan konflik? Pertanyaan ini sering kami dengar dari sesama pegiat penyelesaian konflik, sahabat mediator sendiri, hingga […]
Read MoreKetika mediasi dipercaya sebagai alternatif yang layak dipertimbangkan sebagai metode penanganan konflik agraria dan kekayaan alam yang efektif, ketersediaan mediator yang handal dan mumpuni merupakan suatu keharusan. Namun, walaupun ada beberapa lembaga yang telah menyelenggarakan pelatihan mediator, saat ini jumlah dan kapasitas mediator yang nyata ada masih sangat terbatas dibandingkan […]
Read MoreKita tentu sepakat bahwa kalau terjadi konflik dan konflik itu menjadi kendala dalam berproduksi, baik itu bercocok tanam oleh warga masyarakat maupun kegiatan produksi perkebunan oleh suatu perusahaan, konflik itu seharusnya ditangani dengan segera. Apapun kegiatan produksinya, hasilnya akan lebih optimal jika dapat dilakukan dalam keadaan tenteram dan damai. Lalu […]
Read MorePada bulan Juni ini, isu reforma agraria menjadi hangat dikutip berkaitan dengan kegiatan Pertemuan Puncak Gugus Tugas Reforma Agraria atau GTRA Summit 2022 yang pada tanggal 8 – 10 Juni 2022 di Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pertemuan puncak ini sudah ditunggu-tunggu sebagai forum lintas sektor untuk mengkonsolidasi isu pemulihan ekonomi […]
Read MoreDalam kasus-kasus penyelesaian konflik agraria dan kekayaan alam yang ditangani, CRU sering berinteraksi dengan para pendamping masyarakat. Dalam kebanyakan kasus, pendamping ini bukan warga setempat, tetapi orang dari luar daerah yang hadir memfasilitasi masyarakat dalam suatu program atau proyek pemberdayaan masyarakat. Pendamping ini membantu masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pelaporan […]
Read MoreKetika suatu konflik lahan atau sumberdaya alam akan ditangani, seringkali suatu lembaga pemerintah atau lembaga swadaya masyarakat memprakarsasi suatu musyawarah atau perundingan dengan mengundang pihak-pihak yang berkonflik untuk berdialog. Para pihak pun segera mengirimkan perwakilannya. Siapakah perwakilan ini? Dalam suatu perselisihan atau sengketa sederhana tidak diperlukan perwakilan karena biasanya yang […]
Read MoreLangkah awal dalam setiap usaha penanganan konflik agraria adalah memahami dengan baik objek konfliknya. Untuk itu analisis geospasial adalah salah satu alat bantu penting yang digunakan CRU dalam setiap konflik yang akan ditangani. Analisis ini memberikan informasi geospasial berupa gambaran terkini lokasi objek konflik, lokasi dan luasan klaim para pihak […]
Read MoreTahun 2022, diawali dengan kabar tentang terpilihnya Indonesia sebagai pemangku presidensi G20. Hal ini sangat bermakna karena G20 merupakan forum multilateral 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global dan 98% PDB dunia. Di bawah tema besar “Recover Together, Recover Stronger” […]
Read More