Bersama Mencari Penanganan Konflik Lahan yang Efektif

22 November 2017

Setiap masalah pasti ada solusinya. Semua bisa diawali dengan membangun pandangan bahwa setiap masalah datang dengan solusinya. Demikian salah satu buah refleksi dari peserta Serial Lokakarya Bisnis Berkelanjutan: Pengembangan Strategi Perusahaan dalam Penanganan Konflik Secara Efektif pada Sektor Berbasis Lahan di Indonesia.

Acara lokakarya ini merupakan bagian serial lokakarya yang diselenggarakan oleh Conflict Resolution Unit (CRU) yang bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN dan KADINDA) dan Yayasan Penabulu. Pada kesempatan ini lokakarya dilaksanakan pada tanggal 21 November 2017 dan mengambil tempat di Yello Hotel, kawasan Jemursari, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN dan KADINDA) sebagai payung bagi dunia usaha memahami bahwa dibutuhkan kepemimpinan dunia usaha yang efektif dalam melakukan pengelolaan konflik secara komprehensif. Khususnya pada konflik terkait lahan. Data dari Konsorsium Pembaharuan Agraria tahun 2016 menyebutkan bahwa pada tahun 2016 telah terjadi 2019 konflik dengan rincian 163 kasus pada sektor perkebunan, 25 kasus pada sektor kehutanan dan 21 kasus pada sektor pertambangan. Dalam kerangka pemahaman tersebut maka serial lokakarya ini diadakan.

Keluaran berupa panduan penanganan konflik ini akan mendukung misi KADIN-IBCSD yang ingin mendorong bisnis yang berkelanjutan, terang Pandji Chosin, perwakilan dari KADIN Indonesia ketika membuka lokakarya seri ke-2 tersebut.

Lokakarya ini dirancang sebagai sarana berbagi (showcase) yang mampu memberikan gambaran dari berbagai model penanganan konflik pada sektor berbasis lahan di Indonesia yang dapat digunakan sebagai acuan pengembangan strategi dan panduan KADIN bagi penanganan konflik. Oleh karenanya, alur lokakarya dibuat cair dengan metode yang mengoptimalkan pengetahuan dan pengalaman masing-masing peserta untuk menghasilkan sebuah pemahaman baru maupun kesepakatan kolektif.

Acara lokakarya dihadiri oleh sekitar 16 perwakilan perusahaan anggota KADINDA daerah Jawa Timur yang bergerak di sektor berbasis lahan dan dipandu oleh fasilitator Tommy Kristiawan Permadi dari Yayasan Penabulu.

Sebagai pembuka diskusi, Aisyah Sileuw dari Daemeter Consulting mempresentasikan temuan dari penelitian The Cost of Conflict in Palm Oil in Indonesia. Temuan pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa konflik sosial berdampak sangat signifikan terhadap perusahaan. Oleh karenanya diperlukan langkah strategis dan serius dalam mencegah serta menangani konflik yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan.

Melengkapi paparan tersebut, dipresentasikan materi mengenai mediasi oleh Larry Fisher, anggota dari Team Advisory Committee CRU. Bagi sebagian peserta, mediasi sebagai salah satu alternatif strategis penyelesaian konflik merupakan hal yang baru.

“Mediasi saya rasa baik untuk perusahaan – perusahaan besar”, ujar salah satu peserta.

“Diperlukan lebih banyak ruang diskusi untuk mengenal metode penanganan konflik seperti misalnya mediasi ini”, ujar peserta lainnya menambahkan.

Pada paruh kedua dari acara lokakarya, peserta diajak untuk berefleksi akan pengalaman dalam menangani konflik di perusahaan masing-masing. Setiap peserta didorong untuk saling bercerita ke sesama peserta dan saling berbagi pengetahuan penanganan konflik. Hal yang mana merupakan bagian dari upaya CRU untuk mengidentifikasi dan berbagi praktik terbaik dan petikan pembelajaran dari upaya penanganan konflik terkait sumber daya alam dan lahan di Indonesia.(CRU/RN)


Keterangan foto: Sebagian peserta lokakarya Strategi Mengembangkan Sistem Resolusi Konflik yang Efektif di Perusahaan untuk Bisnis Berkelanjutan di Surabaya, Jawa Timur tanggal 21 November 2017